Sultan dan Halimah: Pandangan Beberapa Warga Istana

Sultan telah menarik seorang pezina. Manusia hidup dikelilingi birahi. Manusia berdiri dikelilingi ketidakpuasan. Dan manusia mati ditemani rasa rakus. Dia sultan. Dan dia telah mempersunting pezina. Dia telah mengkhianati hukum Islam. 

Bagi sang Juru Tulis, ini amatlah janggal. Baginya pemimpin negeri Islam tak pantas demikian. Baginya pemimpin negeri Islam mematuhi hukum Allah. Tapi Sultan telah menarik seorang pezina. Demi birahinya sendiri. Mengorbankan hukum Allah. Dan kekesalan rakyat. 

Bagi pelayannya sendiri. Meski ini sangatlah memalukan pada dasarnya, dia memahami kuasa Sultan. Tak ada bantahan yang seharusnya terucap. Begitulah sebenarnya hukum bagi Sultan. Tunduk dan tak berkutik. Dan orang-orang yang berada di bawah kuasa Sultan, hanya boleh diam meski jengkel, bisu meski benci, dan membiarkan meski gereget. 

Bagi Sultan sendiri, dia sadar betul Halimah berada di genggamannya. Dia memanfaatkan kesedihan Halimah akan hidupnya yang terancam (bukan penyesalan, tapi kesedihan). Dia memanfaatkannya demi kecantikan Halimah, demi sinar kulit Halimah, dan demi seluruh lekuk tubuh Halimah. 

Seorang Sultan, Sang Penakluk, Salahuddin Al-ayyubi, bermakna sangat kriminal dan hina di ujung pena Tariq Ali. 

Komentar

Postingan Populer