Terlalu Ke Atas


Satu-satunya masalah rambut kepala yang menimpaku adalah model. Aku tak pernah selesai dengan model rambut. Dua hari lalu aku memotong rambut di tukang cukur di kecamatan. Ini pertama kalinya aku datang ke tukang rambut ini. Bisa jadi semua lelaki mengalami hal yang sama denganku. Setiap kali mencoba ke tukang cukur baru aku selalu was-was. Aku tak bisa berprasangka baik kepada mereka. Selalu memandang buruk. Maka kukatakan, salah satu momen paling pasrahku adalah datang ke tukang cukur baru. 

Aku menunggu dua puluh menit untuk giliranku. 

"Mau dipotong gimana?" tanya tukang cukur. Kujawab dengan ragu, "Samping dan belakangnya dipotong, atasnya ga usah."

Di awal tukang cukur mengerjakannya dengan baik. Tapi aku mulai merasa tak nyaman ketika dia mulai memotong rambut sampingku terlalu ke atas. Ini pasti bakal terlalu pendek. Aku sudah bisa menebaknya. "Jangan terlalu ke atas pendeknya, Pak." Aku memperingatinya. 

"Iya, Dik."

Tapi beberapa saat kemudian benar potongan rambut samping kepalaku terlalu ke atas dan terlalu pendek. 

Gagasanku tentang rambut atas yang tak perlu dicukur juga sebenarnya tetap bisa kupertahankan jika rambut sampingku dibiarkan lebih panjang dari ini. Tapi aku menyerah. Aku menyerah setelah tukang cukur ini bersikeras memotong sedikit yang atas. 

"Iya deh, Pak," ucapku setengah hati. 

Komentar

Postingan Populer