Itu Bisa Diatur


Pria pendek itu hanya seorang guru bahasa Inggris di sekolah dasar negeri. Tapi bukan PNS. Hanya guru honorer. Kalian tahu upahnya? Delapan ratus ribu. 

Namun, dia mewarisi empat petak sawah dari ayahnya. Baru seminggu lalu istrinya menjual sepuluh kilogram kentang stok terakhir hasil panen sebulan belakangan. Dan hari ini, dia sudah meminta enam buruh tani untuk menanam padi besok. 

Sebenarnya begini. Di sebagian kecil kesempatan, penghasilannya tidak mencukupi. Biaya hidup kian mahal. Penghasilan jalan di tempat. Dia harus berani berutang ke orang, juga ke warung. Beruntung tak sampai menunggak. Bagaimana tidak. Bersama utang, hidup layaknya tinggal di Merkurius. Jadi dia jadikan utang-utangnya sebagai prioritas. 

Tak ingin merasakan hidup di Merkurius lagi, dia mencari cara untuk menambah penghasilan. Dia mencoba mengajar lebih baik. Menerapkan metode-metode pembelajaran baru. Dan beberapa kali mengajukan diri untuk naik pangkat. Di sawah, bersama istrinya dia menggantikan dua buruh untuk menghemat.  

Meskipun berusaha tak kenal ampun, semua membutuhkan waktu yang tak sekejap. Mengetahui keadaannya, seorang teman menawarinya sebuah pekerjaan. Seperti kecelakaan disambut dokter. 

"Bagaimana kalau ikut aku bekerja di kantor pajak daerah?" tawarnya. Si Pria Pendek bertanya gaji. "Kupastikan lebih besar dibanding gajimu sekarang," balas teman itu. 

Pria pendek itu tertarik. Maka dari itu seketika dia bertanya syarat-syarat, proses melamar, dan kapan. 

Temannya menjawab pendek dan meyakinkan, "Itu bisa diatur."

"Maksudnya?" 

"Aku duduk di posisi penting di sana. Itu gampang."

Si Pria Pendek termenung sebentar.

"Bagaimana?" sergah temannya. 

"Kalau begitu aku minta maaf. Setelah kupikir lagi, aku masih bisa cukup dengan penghasilan sekarang." 

———

Jangan khawatir. Ini hanya kisah fiksi. Kisah yang dibuat-buat. Penuh rekaan dan kebohongan. Kamu berhak mengingkari sebagaimana kepada kisah Si Kancil. Kamu tidak akan pernah menjumpai kasus serupa di dunia nyata saat ini. Manusia setelah Perang Salib sangat membenci nepotisme. 



*Judul terinspirasi dari film dari Warkop DKI, "Itu Bisa Diatur".

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer