U Terbalik

Mulai saat itu kau mengetahui segalanya tentangku. Bukan sebaliknya. 

Kita tak sengaja sua. Bertatap-tatap. Tatap yang sebelumnya tak pernah terbayangkan, sua yang tak pernah dipersiapkan. Kau serasa memergoki hantu. Takjub disusul takut. U yang kauukir di antara wajah-wajahmu itu telah rata. Tapi tanpa kusadari, ternyata telah terbalik. Kudukmu jadi berdiri dan bergetar. Lantas berdiri dan melesat. Kau merasa tak akan pernah bertemu lagi dengan saat-saat kau membutuhkanku; ruang dan waktu di mana aku selalu ada untukmu, nihil; seperti timur merindukan mentari yang meminang kekasih terakhirnya, barat. Tebak sendiri saja bagaimana kehidupan timur pasca itu. Dan tanah-tanah yang kauinjak itu, memekik jangan dengan sungguh-sungguh, mendukungku, sebab mereka memang orang-orangku. Mereka sedia banyak cara tuk menjegalmu. 

Sampai kapanpun, hanya samar-samar yang dapat kutangkap dari potretmu. 

Kau berkata kuning saat kulihat merah. Mungkin menurutmu belum saatnya aku tahu banyak tentangmu. Tapi apa yang membuatmu keberatan? Aku sudah tahu ayah-ibu, kakek-nenekmu pemegang teguh magi merah. Di tatapan itu pun, ada sirat telisik, apa aku masuk daftar orang yang layak memperoleh kejujuranmu. Tidak. Karena aku tidak meyakinkan. Gagal total membuatmu percaya. 

Komentar

Postingan Populer