The Guest, Albert Camus

Menjamu seorang tamu yang baru saja membunuh keluarganya barangkali akan menjadi pengalaman paling menakutkan. Itulah yang dialami seorang guru pendatang di sebuah desa terpencil. Tempat dia tinggal berada di atas bukit. Dan dia hanya seorang saja di atas bukit itu sembari mengurus sekolah yang bersebelahan dengan rumahnya. 

Tamu itu datang diantar seorang polisi setempat ke rumah guru itu agar sang guru mau mengantarnya ke kantor polisi untuk membuat pengakuan tentang sebuah kasus pembunuhan. Sang tamu adalah orang Arab, tak paham sepatah kata pun bahasa Prancis. 

Sang guru, di samping dia harus menunaikan kewajiban sebagai tuan rumah yang melayani tamunya dengan semestinya, juga, mau tidak mau, diserang oleh rasa was-was yang tak berkesudahan. Dia khawatir, di malam hari, ketika dia sedang lelap-lelapnya tidur, tamu itu, pembunuh itu, membunuhnya. 

Untungnya, hingga keesokan hari, sang tamu tak bermaksud buruk kepada sang guru. Mereka bahkan menjadi teman bicara yang akrab. Sang guru akhirnya mengantarkan orang Arab tersebut ke kantor polisi meski guru (Daru) pulang terlebih dahulu di pertengahan perjalanan. 

Ada satu kalimat yang sangat saya sukai dari Camus: 

"Orang-orang yang saling berbagi di ruangan yang sama, prajurit atau tawanan, membangun persekutuan aneh seakan-akan, selepas menanggalkan baju zirah dan menggantinya dengan baju rumah, mereka adalah sahabat-sahabat yang bersenda gurau setiap petang dengan impian dan kepenatan bersama yang sangat tua usianya." 

Benar, pikir saya setelah membaca kalimat ini. Kadangkala permusuhan akan luluh oleh kebersamaan yang tidak disengaja. Salah satunya oleh percakapan hangat, berbagi kopi, dan berbagi asap rokok di suatu forum sederhana. 

Membaca cerita-cerita Camus, saya selalu merasa saya dihadapkan dengan pertautan rumit antara Prancis dan Aljazair. Seolah saya melihat dengan jelas negeri saya sendiri, pertautan Indonesia dengan Belanda. Sebuah hubungan yang satu sisi sangat canggung, dan di sisi lain begitu tidak asing, sangat akrab. 

Dan saya ingin menegaskan di sini, bahwa selama saya membaca Camus, saya tidak tahu mengapa saya tidak begitu berminat memaknainya sebagai sebuah opini politik dari Camus. Saya tahu, kehidupan Camus adalah kehidupan rimba perpolitikan. Tapi entah mengapa saya selalu mengindar dari itu. Baiklah, sementara buang jauh-jauh terlebih dahulu soal pandangan politik Camus sampai saya betul-betul memahaminya. 

Ketika membaca The Guest ini, beberapa waktu lalu saya juga membaca Sampar (meskipun belum hatam), ada satu kecenderungan Camus dalam mengolah cerita. Dia sangat senang bermain-main di daerah antara tahu dan tidak tahu, iya dan tidak. 

Di Sampar, tokoh-tokoh yang Camus ciptakan begitu bingung, apa benar semua penyakit yang menimpa penduduk Oran ini adalah sebuah awal dari fenomena epidemi. Ini bermain-main di ranah iya dan tidak, tahu dan tidak tahu. Membuat pembaca, seperti saya, kebingungan, namun justru di sinilah letak kenikmatan membaca Camus. 

Di "The Guest" (Sang Tamu), saya kembali dibuat kebingungan (dan kekhawatiran), apakah pembunuh itu juga akan membunuh sang guru, sebab orang Arab tersebut tidak berkenan diantar ke kantor polisi? Pikiran yang juga terngiang di benak tokoh sang guru. 

Saya rasa benar kata Eka. Ketidaktahuan dan pengetahuan tentang sesuatu, dalam beberapa kondisi, menjadi semacam horor bagi kita. Penduduk Oran tahu, kejadian yang mereka alami pernah dialami penduduk belahan dunia lain zaman dahulu. Tetapi mereka sendiri tidak tahu apakah kota mereka akan serupa dengan kota-kota lain itu. 

Sang guru tahu bahwa tamunya adalah seorang Arab pembunuh saudaranya sendiri. Tetapi sang guru tidak tahu apakah tamunya ini juga akan membunuh dia karena dia akan membawanya ke kantor polisi? Tidak, penduduk Oran dan guru itu tidak tahu. 

Pengetahuan dan ketidaktahuan telah membawa mereka ke dalam suatu kondisi yang menakutkan, yang mereka sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. 

Komentar

  1. Ketidaktahuan akan sesuatu menjadi bahan horor seperti metode novelis H. P. Lovecraft...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer