Shakespeare yang Klasik

Saya menyesal mengapa saya bisa seterlambat ini membaca karya-karya Shakespeare. Seharusnya saya sudah membacanya bahkan ketika saya belum duduk di bangku sekolah menengah atas. Semestinya saya sudah hatam sebagian besar karya klasik di awal-awal pengembaraan membaca saya. Tapi apa yang membuat saya begitu telat? 

Kemudian saya mulai sadar akan hal tersebut. Maksud saya saya sadar akan penyebab dari keterlambatan itu. Saya harus mengaku bahwa saya bukan berasal dari keluarga yang sangat intelek. Atau jika keluarga saya bisa disebut sebagai keluarga yang intelek, mungkin tak akan mencapai level tertinggi. Kota kelahiran saya juga bukan kota yang besar. Bukan kota yang kegiatan berkunjung ke perpustakaan adalah kebiasaan yang mengakar. Membeli buku juga bukan budaya di sini. Pendidikan saya? Pendidikan di daerah saya adalah pendidikan yang jauh dari budaya membaca buku. Tapi saya tak mau menyalahkan problem ini sepenuhnya kepada semua di atas. Paling tidak diri saya sendiri juga patut untuk disalahkan. 

Tapi saya barangkali juga mesti bersyukur. Karena buku pertama yang saya baca, orang tua saya lah yang membelikannya. Saya masih ingat, sebelum tidur, ibu atau ayah saya akan mendongeng tentang kisah-kisah lokal, yang berkembang di tengah-tengah masyarakat kami. Dan selain itu, mereka juga menceritakan bagaimana nabi dan rasul terdahulu berjuang menyebarkan agama Allah. Buku pertama saya adalah kisah dua puluh lima nabi rasul. Dibacakan ibu saya sebelum saya berangkat tidur. Lama-kelamaan, karena sifat saya yang tak sabaran, (sebab ibu saya membaca dengan lamban) akhirnya saya membacanya sendiri. Saya masih ingat saya hanya  membacanya sampai kisah nabi yang ke tujuh. Barangkali, itulah momen awal yang membuat saya begitu suka membaca kisah-kisah. 

Baik, saya akan kembali membicarakan Shakespeare. Saya baru tuntas membaca Hamlet. Salah satu karya agung Shakespeare. Seorang sastrawan yang katanya karya-karyanya paling banyak diterjemahkan setelah kitab suci. Dengan masih menyesali mengapa saya bisa seterlambat ini, saya akan mencoba menulis sesuatu yang saya anggap sebagai respon saya atas Hamlet. 

Kisah ini tentu sangat tradisional. Berjalan maju seperti kisah-kisah pada umumnya. Namun, justru kesederhanaan ini yang membuat saya seperti menjelajah dunia yang sepenuhnya baru. Terlalu banyak membaca kisah-kisah kontemporer menjadikan saya sebagai seorang yang terlalu luwes, seperti sifat kisah-kisah masa kini yang terlampau bebas, bahkan bisa dibilang melenceng dari kaidah awal. Saya tidak lantas membeci kisah ini. Hanya saja menyayangkan, terlepas apakah karena keterbatasan saya atau tidak, seringkali cerita masa kini tak diketahui ujungnya, dan maaf, kisang yang kosong. 

Di milenium ini mungkin cerita-cerita sejenis Hamlet tak akan ada yang mau memproduksi lagi, tak akan ada yang mau menuliskannya kembali. Tapi percayalah, otak manusia butuh penyegaran. Sesekali, walau tanpa ada niatan menciptakan karya yang sejenis, kita mesti membaca ulang tulisan-tulisan di masa lampau. Membaca kembali kisah seribu satu malam bukan karena selera kita tak pernah berubah, bukan berarti bacaan kita tak berkembang (saya pinjam yang terakhir ini dari Eka Kurniawan). Namun, dalam taraf tertentu, kita perlu menengok kebelakang lagi, dengan niatan nostalgia, untuk mengatahui (dan merasakan kembali) semegah apa dunia kesusastraan masa lampau, seagung apa karya-karya abad silam. 

Penyegaran bukan melulu soal karya yang sepenuhnya memuat tema-tema baru, metode bercerita termutakhir, dan gaya bahasa yang teranyar. Meskipun beberapa orang mungkin hanya condong pada satu kecenderungan semacam itu, tapi karya klasik juga bisa menyegarkan, dapat membangun kembali hasrat berkembara bacaan. Dan jika saya boleh menukil apa yang dikatakan penulis Italia, Italo Calvino, tentang membaca karya klasik, maka saya akan benar-benar menukilnya. Dia berkata bahwa, "Membaca karya klasik itu lebih baik daripada tidak sama sekali."

Udah dah segitu aja basa-basinya. 

Komentar

  1. Nasib, ketika aQ gk ngerti apa yang kmu baca brother😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dari tidak tahu itu makanya cari tahu brother 😭

      Hapus
  2. 🤓🤓🤓🤓🙄

    BalasHapus
  3. Kasih rekomendasi bacaan klasik buat pemula dong

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klasik yg aku baca masih sebatas Shakespeare. 😂Romeo dan Juliet salah satu karya Shakespeare yg terkenal.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer