Pertemuan, John Galsworthy

Membaca cerita-cerita Galsworthy mengingatkan saya akan kepengarangan Henry James dan Charles Dickens. Mereka sama-sama sastrawan klasik. Sama-sama sastrawan Inggris. Rasa cerita mereka hampir sama. Dan saya sangat menyukainya. 

Cerita klasik selalu lebih dalam. Motif-motif sangat tampak pada setiap perbuatan yang para tokoh lakukan. Berbagai macam perasaan menyusun adegan-adegan. Tak terlalu banyak bermain di plot, setidaknya ini yang saya temukan pada empat cerita Galsworthy. Dan lagi cerita itu padat. Menampilkan satu fragmen yang dibahas detail. Tak jarang hanya mengisahkan satu kejadian, satu waktu, dan satu tempat. 

Kisah pertama, Mutu, tentang seorang penjual sepatu. Atau pembuat sepatu. Mereka adalah dua lelaki bersaudara. Cerita berpusat pada sang adik. Yang sangat peka terhadap estetika dan kegunaan utama sepatu sekaligus memujanya. Di tengah hembusan produk-produk modern yang dikemas dengan iklan, dia bertahan dengan teguh. 

Pembuat sepatu dipandang dari kacamata seorang remaja baik hati. Saya rasa hanya pemuda itu satu-satunya pelanggan Pembuat Sepatu yang tersisa. Pria itu sangat lambat dalam membuat sepatu. Semua orang tak mampu menunggu lama untuk sepasang sepatu. Tapi pemuda itu sangat suka kwalitas sepatu pak tua itu. 

Lama-kelamaan, terjerat oleh biaya sewa toko yang mahal dan sepinya usaha pembuatan sepatu itu, keduanya meninggal. Didahului kakaknya, kemudian adiknya. Pemuda itu tak lagi bisa mendapat sepatu terbaik di London. 

Cerita ke dua, Kumpulan, tentang seorang mahasiswa yang harus ikut campur dalam tindakan persekusi atas mahasiswa yang lain. Sebenarnya dia orang baik. Tapi teman-teman dan lingkungannya telah memaksanya untuk turut campur. 

Seseorang, ketika sedang sendiri mungkin akan berlaku sangat baik. Tapi tidak ketika mereka bersama beberapa orang. Tiga atau empat orang. Dia tak akan mampu lagi membedakan yang mana yang baik dan buruk. Atau walaupun mereka mampu membedakannya. Sangat sulit untuk menjauhi yang buruk dan melakukan yang baik. Orang-orang dan lingkungan telah menjerat. 

Dalam Pertemuan. Ini hanya soal seorang pengamat di sebuah kafe, yang mengamati semua orang yang datang. Di sudut manapun. Kali ini z di antara semua orang, dia fokus memperhatikan dua orang, pria dan wanita di sebuah meja. 

Dari amatan kecil itu, banyak spekulasi yang muncul. Tentang mereka berdua yang merupakan pasangan dengan hubungan terlarang, sesuatu yang akan mereka lakukan setelah keluar dari kafe, perasaan pasangan sah mereka masing-masing, sampai sesuatu yang akan mereka perbuat di sebuah hotel yang barangkali akan mereka sewa. Ada banyak hal yang bisa mereka lakukan dengan seorang selingkuhan. 

Terakhir Kebajikan. Seorang lelaki beristri harus menghadapi berbagai masalah setelah menolong seorang wanita jalanan dengan menebusnya dari polisi. Entah apa yang wanita itu perbuat sehingga dia harus ditahan polisi. Pria itu menebus wanita itu dengan uang yang sudah ia sisihkan untuk pergi berlibur sekeluarga. 

Di rumah, mengetahui hal itu, istrinya merajuk. Satu, karena uang itu adalah uang yang rencananya akan mereka pakai untuk liburan. Dua, dia telah mengira suaminya punya maksud lain selain hanya sekadar menolong. 

Membaca cerpen klasik Galsworthy memang asyik.

Komentar

Postingan Populer