Burmese Days

Novel ini adalah cerita fiksi pertama yang dikarang George Orwell. Sastrawan paling berpengaruh Inggris di abad kedua puluh. Berlatar di Burma, negeri Myanmar zaman dulu. Flory, lelaki Inggris bertembong mengerikan di pipi kirinya adalah tokoh utama dalam cerita. Meskipun datang dari pihak kolonial Inggris, Dia adalah seorang penentang tersembunyi dari penjajahan. Dia membenci diskriminasi yang dilakukan orang-orang Inggris terhadap pribumi Burma. Dia memang salah satu penghuni klub orang Inggris yang tak pernah menerima pribumi Burma masuk sedikitpun. Namun, diam-diam, ia berteman dengan seorang dokter pribumi bernama Dokter Veraswami. Mereka tinggal di sebuah distrik yang dikepalai U Po Kyin, merupakan seorang pemimpin yang melandaskan seluruh tindakannya atas nafsu duniawi. 

Flory memiliki seorang gundik bernama Ma Hla May, perawan muda berwajah eksotik, asli pribumi. Dibelinya dengan harga beberapa ratus rupee. Tubuhnya tak begitu indah, hanya serupa lurus papan kayu.

Di tengah perjuangannya menentang kolonialisme yang dilakukan oleh bangsaannya sendiri serta berada dalam distrik yang dikepalai oleh seorang pria rakus, meski sebenarnya masih kalah pengaruh dengan pamor Orang Inggris. Dia merasa kesepian, merasa tidak puas walau hari-harinya ditemani Ma Hla May. Hingga pada suatu hari, Elizabeth, seorang perempuan Inggris datang menyusul pamannya yang haus seks ke distrik kumuh itu, dan membuat Flory jatuh cinta. 

Maka Flory harus memperjuangkan dua hal; menghentikan kolonialisme dan meraih cintanya.

Di lain sisi, sang kepala distrik, mencoba berusaha meraih kedudukan setara orang-orang Inggris. Agar bisa bergabung dengan klub dan merasa sama dengan orang-orang Inggris. Namun, Dokter Veraswami, oleh sang kepala distrik, dianggapnya sebagai pesaing dalam merebut kedudukan itu. Hal yang sama sekali tak pernah Sang Dokter impikan. 

Konflik memuncak, perebutan Elizabeth oleh Flory dan seorang polisi yang tampan, persaingan kepala distrik mencoba berusaha meraih kedudukan, hingga banyak peristiwa tegang terjadi. Sampai pada akhirnya, novel ini selesai dengan kebahagiaan yang tak sempurna. Flory bunuh diri karena patah hati namun, kolonialisme dan perilaku diskriminatif berhasil ditumpas. Sang kepala distrik pun mati karena kerakusannya sendiri.

Sekalipun novel ini adalah karya fiksi pertamanya. Orwell bukan penulis biasa-biasa saja. Novel ini ia ramu berdasarkan keadaan Burma sebenarnya, yang di sana, ia pernah menjadi seorang polisi kolonial. Karya Orwell adalah karya kesusastraan Inggris modern yang tidak patut untuk dilewatkan.

Komentar

Postingan Populer